Selasa, 03 April 2012

Mendongkrak Motivasi Kerja



Motivasi adalah kemauan melakukan kegiatan.  Motivasi ini merupakan penggerak utama fungsi-fungsi manageman dalam suatu organisasi.  Tanpa Motivasi, seluruh pegawai/ karyawan kurang bekerja dengan optimal.  Jika kurang diperhatikan secara terus menerus akan menciptakan budaya kerja (Work Culture) yang kurang baik sehingga akan terjadi suatu pencitraan buruk tentang organisasi tersebut.  Maka dari itu, penting kiranya Motivasi kerja diperhatikan dengan baik. 

Biasanya motivasi digunakan untuk mengubah perilaku, meningkatkan gairah kerja, meningkatkan profesionalisme kerja, meningkatkan prestasi, meningkatkan disiplin, meningkatkan rasa tanggung jawab, meningkatkan partisipasi, meningkatkan wawasan, dan meningkatkan kepuasan kerja.

Hal yang perlu diperhatikan dalam motivasi biasanya:
1.    Menyesuaikan tujuan bersama dengan tujuan individu.
2.    Memahami harapan anggota
3.    Komunikasi
4.    Memberi perhatian/ fasilitasi
5.    Mengikutsertakan anggota
6.    Pendelegasian
7.    Pengakuan pada pekerjaan

Ada yang membedakan motivasi menjadi 2 yaitu motivasi positif dan negative.  Motivasi positif diberikan dengan cara mencukupi kebutuhan karyawan, sedangkan motivasi negative dilakukan dengan cara memberikan sanksi-sanksi yang keduanya bertujuan untuk mendorong seorang karyawan melakukan sesuatu.

Teori Herzberg (Organisatoris) mengatakan bahwa yang memotivasi kerja seseorang terletak pada factor pemuas antara lain: Prestasi, pengakuan/ penghargaan, kemajuan, pekerjaan penting dan tanggung jawab.  Sedangkan ketidakpuasan meliputi: kebijakan, supervise, hubungan dengan supervisor, hubungan dengan rekan kerja, gaji, rasa aman dalam pekerjaan, kehidupan pribadi dan kondisi kerja.  

Sementara Maslow (Psicolog) berpendapat manusia akan termotivasi jika kebutuhannya dicukupi sesuai dengan heirarki kebutuhan manusia:
1.    Kebutukan fisiologis (makan, minum, pakaian)
2.    Kebutuhan rasa aman (Keselamatan)
3.    Kebutuhan social (kehormatan dalam lingkungannya)
4.    Kebutuhan harga diri (Ingin berkuasa)
5.    Aktualisasi diri (Prestasi) 

Teori diatas mengandung kebenaran dan kesalahan yang itu semua manusiawi, karena sebagian besar manusia memanfaatkan kekuatan akal dibanding hatinya.  Pendapat lain mengatakan perlu motivasi yang didasarkan pada manageman qalbu.  Dimana setiap karyawan dibawa pada keikhlasan dalam melaksanakan segala pekerjaan.  Tidak hanya memperhatikan teknis motivasinya, tapi juga harus sesuai strategi dan ideology ketuhanan kita.

Kesadaran kesadaran perlu ditumbuhkan:
Sadar bahwa manusia berasal dari setetes sari pati tanah yang hina hingga menjadi hamba dari penciptanya.  Tuhan menciptakan hamba tidak lain hanyalah untuk beribadah kepadaNYA.  Semua dijalankan sesuai perannya masing-masing didunia/ sesuai amanah yang diterimanya.  Para tokoh agama memberi arahan pada umat menuntun pada jalan kebenaran, beribadah dengan ilmunya.  Para pelaku pemerintahan menjalankan amanah sesuai wewenangnya untuk kemaslahatan umat, beribadah sesuai kekuasaannya.  Para pelaku usaha menjalankan usaha untuk kemakmuran masyarakat, beribadah dengan hartanya.  Para masyarakat kurang mampu saling membantu dengan pelaku usaha disertai do’anya yang mampu menggetarkan tiang-tiang Arsi (Singgasana Tuhan).  Seluruh elemen berinteraksi sesuai peran masing-masing.  

Setiap status yang kita sandang adalah amanah yang melekat pada kita.  Hendaknya setiap pemegangnya, memanfaatkan dengan sebaik-baiknya, tanpa menunggu status yang kita inginkan, yang kita pandang lebih baik, tapi belum tentu baik dimata Tuhan.  Tuhanlah yang mengharapkan dimana kita beribadah/ berperan dalam kemaslahatan umat, bukan kita yang menghendaki peran apa supaya kita mau berbuat.  Indikatornya adalah, apakah kita sudah BEKERJA KERAS, BEKERJA CERDAS, BEKERJA IKHLAS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar