Motivasi adalah kemauan melakukan
kegiatan. Motivasi ini merupakan
penggerak utama fungsi-fungsi manageman dalam suatu organisasi. Tanpa Motivasi, seluruh pegawai/ karyawan
kurang bekerja dengan optimal. Jika
kurang diperhatikan secara terus menerus akan menciptakan budaya kerja (Work Culture) yang kurang baik sehingga
akan terjadi suatu pencitraan buruk tentang organisasi tersebut. Maka dari itu, penting kiranya Motivasi kerja
diperhatikan dengan baik.
Biasanya motivasi digunakan untuk mengubah
perilaku, meningkatkan gairah kerja, meningkatkan profesionalisme kerja,
meningkatkan prestasi, meningkatkan disiplin, meningkatkan rasa tanggung jawab,
meningkatkan partisipasi, meningkatkan wawasan, dan meningkatkan kepuasan
kerja.
Hal yang perlu diperhatikan dalam
motivasi biasanya:
1.
Menyesuaikan
tujuan bersama dengan tujuan individu.
2.
Memahami
harapan anggota
3.
Komunikasi
4.
Memberi
perhatian/ fasilitasi
5.
Mengikutsertakan
anggota
6.
Pendelegasian
7.
Pengakuan
pada pekerjaan
Ada yang membedakan motivasi menjadi 2
yaitu motivasi positif dan negative.
Motivasi positif diberikan dengan cara mencukupi kebutuhan karyawan,
sedangkan motivasi negative dilakukan dengan cara memberikan sanksi-sanksi yang
keduanya bertujuan untuk mendorong seorang karyawan melakukan sesuatu.
Teori Herzberg (Organisatoris) mengatakan
bahwa yang memotivasi kerja seseorang terletak pada factor pemuas antara lain:
Prestasi, pengakuan/ penghargaan, kemajuan, pekerjaan penting dan tanggung
jawab. Sedangkan ketidakpuasan meliputi:
kebijakan, supervise, hubungan dengan supervisor, hubungan dengan rekan kerja,
gaji, rasa aman dalam pekerjaan, kehidupan pribadi dan kondisi kerja.
Sementara Maslow (Psicolog)
berpendapat manusia akan termotivasi jika kebutuhannya dicukupi sesuai dengan
heirarki kebutuhan manusia:
1.
Kebutukan
fisiologis (makan, minum, pakaian)
2.
Kebutuhan
rasa aman (Keselamatan)
3.
Kebutuhan
social (kehormatan dalam lingkungannya)
4.
Kebutuhan
harga diri (Ingin berkuasa)
5.
Aktualisasi
diri (Prestasi)
Teori diatas mengandung kebenaran dan
kesalahan yang itu semua manusiawi, karena sebagian besar manusia memanfaatkan
kekuatan akal dibanding hatinya.
Pendapat lain mengatakan perlu motivasi yang didasarkan pada manageman
qalbu. Dimana setiap karyawan dibawa
pada keikhlasan dalam melaksanakan segala pekerjaan. Tidak hanya memperhatikan teknis motivasinya,
tapi juga harus sesuai strategi dan ideology ketuhanan kita.
Kesadaran kesadaran perlu ditumbuhkan:
Sadar bahwa manusia berasal dari
setetes sari pati tanah yang hina hingga menjadi hamba dari penciptanya. Tuhan menciptakan hamba tidak lain hanyalah
untuk beribadah kepadaNYA. Semua
dijalankan sesuai perannya masing-masing didunia/ sesuai amanah yang
diterimanya. Para tokoh agama memberi
arahan pada umat menuntun pada jalan kebenaran, beribadah dengan ilmunya. Para pelaku pemerintahan menjalankan amanah
sesuai wewenangnya untuk kemaslahatan umat, beribadah sesuai kekuasaannya. Para pelaku usaha menjalankan usaha untuk
kemakmuran masyarakat, beribadah dengan hartanya. Para masyarakat kurang mampu saling membantu dengan
pelaku usaha disertai do’anya yang mampu menggetarkan tiang-tiang Arsi (Singgasana Tuhan). Seluruh elemen berinteraksi sesuai peran
masing-masing.
Setiap status yang kita sandang adalah
amanah yang melekat pada kita. Hendaknya
setiap pemegangnya, memanfaatkan dengan sebaik-baiknya, tanpa menunggu status
yang kita inginkan, yang kita pandang lebih baik, tapi belum tentu baik dimata
Tuhan. Tuhanlah yang mengharapkan dimana
kita beribadah/ berperan dalam kemaslahatan umat, bukan kita yang menghendaki
peran apa supaya kita mau berbuat.
Indikatornya adalah, apakah kita sudah BEKERJA KERAS, BEKERJA CERDAS,
BEKERJA IKHLAS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar