1.
Cuaca itu apa?
Keadaan fisik atmosfer pada suatu
saat (waktu tertentu) di suatu tempat, yang dalam waktu singkat (pendek)
berubah keadaannya, seperti panasnya, kelembabannya, atau gerak udaranya
2.
Iklim itu apa?
Peluang statistik keadaan cuaca
rata-rata atau keadaan cuaca jangka panjang pada suatu daerah, meliputi kurun
waktu beberapa bulan atau beberapa tahun
Musim:
Rentang waktu yang mengandung
fenomena (nilai sesuatu unsur cuaca) yang dominan atau mencolok
3.
Apa yang menyebabkan cuaca ekstrim seperti saat
ini?
Unsur cuaca utama :
–
Suhu
–
Tekanan
–
Angin
–
Kelembaban
–
Hujan
Gas Rumah Kaca (CH4, CO2, N2O) sudah tinggi → Pemanasan Global → Cuaca
ekstrim
4.
El Nino dan La Nina itu apa?
Fenomena skala besar yang sering menyebabkan terjadinya kekeringan adalah
El Nino, sedangkan hujan
yang berlebihan hingga menimbulkan banjir adalah La Nina.
5.
Apa itu GRK?
·
Gas yang mengambang di atmosfer,
yang dapat dilewati oleh sinar/radiasi/ panas matahari, tetapi tidak dilewati
oleh radiasi/panas yang dipantulkan oleh bumi ke atmosfir
·
Pada kondisi normal sebagian GRK berperan positif
(selimut dan filter)
·
Konsentrasi GRK sejak lebih 60 terakhir meningkat pesat
·
(CH4, CO2, N2O)
6.
Apa dampak perubahan iklim dalam sector
pertanian?
a.
Degradasi
sumberdaya (lahan & air) & infrastrukur (irigasi)
i.
Cekaman
(Banjir/Kering),
ii.
Penciutan
& degradasi lahan
b.
Sistem
Produksi à Ketahanan Pangan
i.
Ancaman kekeringan & banjir à luas areal tanam & kegagalan panen, Penurunan produktivitas, produksi, mutu hasil,
efisiensi, dll.
c.
Sosial & Ekonomi : kesejahteraan
petani : Bersinggungan dengan petani kecil (produsen pangan) & rentan à kemiskinan
7.
Bencana apa saja yang berdampak dari perubahan
iklim ekstrim ini?
•
Secara global, frekuensi bencana terkait iklim
meningkat
•
Sejak tahun 50an, jumlah kematian akibat bencana
iklim mengalami peningkatan sekitar 50% untuk setiap dekade (Kreimer and
Munasinghe,1991)
•
Kerugian ekonomi juga meningkat 14 kali lipat
dibandingkan tahun 1950an, i.e. 50-100 juta USD (World Disaster Report, 2001)
•
Diperkirakan di masa depan (2050), secara global
korban jiwa akibat bencana iklim bisa mencapai 100,000 jiwa/tahun dan kerugian
ekonomi mencapai 300 juta USD per tahun (SEI, IUCN, IISD, 2001).
8.
Kondisi Di Indonesia Bagaimana?
•
Tahun 1907-2007 terjadi 20 bencana alam yang
menimbulkan kerugian ekonomi dan korban manusia terbesar dalam periode
1907-2007 umumnya merupakan bencana alam terkait iklim, banjir, kekeringan, dan
kebakaran hutan dan semuanya terjadi setelah tahun 1970an,
•
Frekuensi kejadian banjir, kekeringan dan
kebakaran hutan di Indonesia juga mengalami peningkatan.
•
Dalam periode 2001-2004, dicatat sebanyak 530
kejadian banjir (Sumber: Data dari Depertemen PU, 2007)
•
Kegagalan panen akibat bencana iklim juga
meningkat, misalnya kehilangan produksi padi akibat bencana iklim dalam periode
1981-1990 sekitar 100 ribu ton per tahun, sedangkan tahun 1991-2000 meningkat
menjadi 300 ribu ton per tahun (Boer dan Las, 2003)
•
Persentase aliran sungai dengan debit rendah
yang berpotensi menimbulkan risiko kekeringan (a) dan dengan debit tinggi yang
berpotensi menimbulkan banjir (b) semakin meningkat (dianalisis dari data
Loebies, 2001).
•
Penelitian Rajab et al (2007) menunjukkan bahwa
produksi listrik Saguling, Cirata, dan Jatiluhur menurun dengan laju 97, 65 dan
50 GWh per tahun (Rajab, 2007).
Penurunan produksi semakin besar pada tahun-tahun El-Nino
9.
Bagaimana kita menyiasati?
•
Upaya Adaptasi: Menyesuaikan pola tanam dengan
prakiraan musim, perbaiakn teknologi pemupukan
•
Memperbaiki jaringan irigasi dan meningkatkan
efisiensi penggunaan air
•
Diversifikasi sistem usahatani
•
Kebijakan pelarangan konversi lahan-lahan
produktif
•
Pengembangan sistem asuransi dan dana siaga
untuk antisipasi bencana iklim
•
Pengembangan daerah pertanian ke wilayah tidak
rawan bencana, Varietas unggul baru, perbaikan tek. perlindungan tanaman
•
Meningkatkan luas tutupan hutan wilayah
tangkapan air
•
Diversifikasi pangan dan peningkatan IP
•
Pembangunan jaringan irigasi baru di pusat-pusat
produksi pertanian
10.
Khususnya Pertanian?
A
& B. Perubahan pola curah hujan & kejadian iklim ekstrim:
•
perluasan
areal padi sawah terkena kekeringan : dari 0.3-1,4% à 3,1-7,8% & puso dari 0.004-0,41% à 0.04-1,87%
•
perluasan
areal rawan banjir dari 0.75-2,68% à 0,97-2,99%, & puso dari 0,24-0,73% à 8,7-13,8%.
à Resiko penurunan produksi meningkat dari 2,4-5%
à lebih dari 10%
C.
Peningkatan suhu udara à menurunkan produksi pangan (padi, jagung
& kedelai) sekitar 10,0-19,5% selama 40 tahun yang akan datang
D.
Peningkatan muka air laut )
s/d th 2050 à penciutan
lahan & degradasi sawah produktif sekitar 292-400 ribu hektar atau 3,7% (di
Jawa)
•
berdampak
serius terhadap pertanian di daerah pesisir à contoh : Kabupaten Karawang dan
Subang à mengurangi produksi beras sekitar 300,000
ton, produksi jangung 5,000 ton akibat genangan
•
Degradasi
lahan & penurunan produksi akibat salintas & instrusi air laut.
11.
Tahapan pekerjaan apa yang kita lakukan?
a.
Mitigasi:
Merupakan tindakan
aktif untuk mencegah/ memperlambat/menekan terjadinya perubahan
iklim/pemanasan global
àUpaya penurunan emisi GRK dan/atau peningkatan kapastas
wadah (sink) untuk penyerapan GRK, dll.) dengan :
·
Penerapan
teknologi budidaya pertanian (pengelolaan lahan dan air, pengembangan SD
genetik, limbah pertanian à energi, dll),
·
Regulasi & kebijakan pembukaan lahan baru (TTR), pengelolaan lahan & air`
·
Upaya
penurunan emisi GRK dan/atau
peningkatan kapastas wadah (sink) untuk penyerapan GRK, dll.) dengan :
·
Pengelolaan air irigasi berselang (intermittent irrigation)
·
Penggunaan
varietas padi beremisi rendah
(Ciherang, IR64, Way Apoburu,
dll.)
·
Sistem
tebar langsung (Tabela)
·
Pengurangan pupuk an-organik (urea atau pupuk nitrogen) & pengembangan pupuk organik.
b.
Adaptasi:
Sebagai tindakan penyesuaian kegiatan dan teknologi sesuai kondisi iklim yang diakibatkan oleh
fenomena perubahan iklim/ pemanasan
global
Sumberdaya, Infrastruktur/Sarana, SUT/SUA, Teknologi
Produksi, So-sek, dll
·
Manajemen : sumberdaya, infrastruktur, SUT
·
Teknologi : sistem produksi/SUT/Budidaya
·
Sikap & perilaku : adaptif pola tanam, & dalam berbagai aspek sosial & ekonomi
A. Kalender Tanam (Launchig & improving)
B. Varietas Adaptif
•
VUB
Toleran Kegaraman
•
VUB
Tahan Kering (dan umur genjah)
•
VUB
Tahan Ganangan
C. Teknologi Pengelolaan SD Air
D. Teknologi Pengelolaan SD Lahan/Tanah, Pemupukan, dll
12.
Bagaimana arah kebijakan pertanian kedepan?
·
Green
Economy à Green
Farming/Low Carbon Development à laju pertumbuhan/emisi GRK à ICEF, SIPT/SITT, SPTLK-IK/IB
·
Inovasi
SU-tani adaptif : PTT, SRI, Ekofarming, IP 200-400, dll.
·
Optimalisasi
SD Lahan & Air:
a.
Peningkatan
prododuktivitas & perlindungan lahan pertanian eksisting (PLPPB)
b.
Optimalisasi
SD Air & jaringan irigasi
c.
Perluasan
areal pertanian à tanpa
deforestasi à
pemanfaatan lahan terlantar (>40 juta ha),
terdegradasi & lahan tidur/bongkor
13.
Arah pengembangan teknologi?
·
Varietas
Unggul : (a) Beremisi GRK rendah, (b) tahan kekeringan, (c) tahan genangan, (d)
berumur genjah (ultra genjah), (d) toleran salinitas, dll
·
Inovasi
teknologi pengelolaan lahan dan air : (a) pengolahan tanah, (b) sistem irigasi
intermitten, (c) teknologi pengelolaan lahan gambut berkelanjutan, (d)
teknologi pengomposan, dll.
·
Teknologi
“zero waste” à
pemanfaatan limbah (organik) pertanian : (a) biogas, (b) pengolahan limbah
perkebunan, bioenergi, biogas. dll.
14.
Bagimana Upaya Dinas Pertanian Kab. Jombang
menghadapi hal ini?
Dengan gerakan pertanian organic seperti yang telah kita lakukan selama
ini mulai tahun 2007
Selain itu, juga Pemanfaatan peralatan dari BMKG di BPP Tembelang.
15.
Bagaimana pengelolaan Peralatan pengamatan iklim
dari BMKG Tembelang?
Hasil
pengamatan di laporkan pada BMKG Malang untuk diolah sehingga siap menjadi
sumber informasi pertanian khususnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar