Selasa, 03 April 2012

Wereng Batang Coklat


Penyebab timbulnya serangan Wereng Batang Coklat

Kemampuan berkembang biak wereng batang coklat (WBC) sangat tinggi, bertelur banyak (100-600 butir), siklus hidupnya pendek (±28 hari, yaitu stadium telur ±8 hari, nimfa ± 18 Hari, dewasa pra bertelur ±2 hari), masa hidup dewasa ±8 hari, mempunyai daya sebar cepat dan daya serang ganas.  Laju perkembangbiakan pada varietas peka dengan lingkungan optimum dalam satu musim tanam dapat mencapai 2.000 kali.
Adanya penanaman varietas rentan/ peka dan pola tanam yang tidak teratur, sebagai pemicu perkembangan dan penyebaran wereng.

Penggunaan insektisida yang tidak bijaksana, tidak memenuhi 6 tepat (jenis, konsentrasi, dosis, volume semprot, cara, waktu dan sasaran), sehingga wereng dapat menjadi kebal terhadap insektisida dan terbunuhnya musuh alami menyebabkan wereng cepat berkembang.  Gunakan hanya insektisida yang terdaftar dan diijinkan.  Apabila persemaian dan atau tanaman muda belum ada wereng tetapi disemprot insektisida maka semakin berpeluang untuk terserang hama wereng batang coklat.
Serangga dewasa dan nimfa menetap dan menghisap pelepah daun dibagian bawah/ pangkal tanaman, sehingga petani kurang perhatian sejak dini.
Pengaruh factor iklim mikro yang lembab dan hangat.  Tidak hanya musim hujan, tetapi musim kemarau yang basah menjadi pendorong perkembangan WBC.

Kerusakan tanaman oleh WBC

Apabila populasi tinggi, warna daun dan batang tanaman berubah menjadi kuning, kemudian berwarna coklat jerami dan akhirnya seluruh tanaman bagaikan disiram air panas, kuning coklat dan mongering (hopperburn).
WBC juga dapat menularkan virus kerdil rumput dan kerdil hampa.
Kerdil rumput : tanaman menjadi kerdil, beranak banyak, daun menjadi pendek dan tidak bermalai.
Kerdil hampa : tanaman menjadi kerdil, daunnya terpuntir dan pendek, kaku sobek-sobek, terdapat puru, anakan bercabang dan malainya hampa.

Karakteristik WBC

WBC berukuran kecil, nimfa yang baru menetas berukuran <1 mm dan dewasa ±3 mm.  hidup menghisap cairan tanaman di bagian pangkal batang/ pelepah tanaman.  Apabila populasi tinggi WBC sampai di daun terutama dewasa bersayap panjang.  Nimfa kecil berwarna putih dan semakin tua berubah menjadi kekuningan, coklat muda akhirnya menjadi coklat/ coklat tua.
WBC mampu beradaptasi terhadap pergantian varietas tanah dengan membentuk biotipe ataupun koloni baru yang lebih ganas.  WBC dewasa mempunyai dua bentuk sayap yaitu dewasa sayap panjang (makrptera) dan dewasa sayap pendek (brakiptera).

Bentuk makroptera merupakan indicator populasi pendatang dan emigrasi, sedangkan brakiptera merupakan populasi penetap yang biasanya menghasilkan keturunan yang menyebabkan kerusakan tanaman.

Populasi WBC dapat meningkat lebih tinggi dengan aplikasi insektisida yang tidak bijaksana (tidak memenuhi kaidah 6 tepat) karena dapat mengakibatkan resistensi (hama menjadi kebal) dan reurgensi (populasi menjadi berkembang lebih cepat terutama karena musuh alaminya musnah)

Pengendalian WBC
a.       Pratanaman (persiapan-persemaian)
-          Persiapan benih bermutu bersertifikat yang tahan terhadap koloni WBC setempat.
-          Eradikasi/ sanitasi singgang atau sisa tanaman yang terserang virus kerdil rumput dan kerdil hampa.
-          Peningkatan pengamatan populasi WBC sejak awal persemaian.
-          Pemusnahan bibit/ persemaian yang terserang berat WBC.
-          Jarak tanam lebar, pemberian parit keliling, tidak menggenang tanaman untuk mengurangi kelembaban tinggi sehingga lingkungan tidak disenangi WBC.
-          Penambahan Bahan Organik untuk merangsang pertumbuhan mikroorganisme sehingga ekosistem bisa siembang.

b.      Fase tanaman muda (<40 HST)
-          Menanam varietas yang telah terbukti tahan/ toleran terhadap populasi WBC di daerah masing-masing.  Hindari menanam varietas rentan/ peka
-          Tanam system legowo/ SRI dan pemupukan NPK harus seimbang
-          Tanaman yang terserang WBC berat dilakukan sanitasi selektif/ eradikasi demikian juga tanaman yang bergejala virus kerdil rumput dan kerdil hampa.
-          Penggunaan insektisida efektif untuk WBC yang terdaftar dan diijinkan untuk tanaman padi.  Aplikasi pada saat mencari ambang pengendalian : populasi ≥ 10 ekor/ rumpun pada tanaman berumur < 40 HST.
-          Penyiangan teratur untuk mengurangi kelembaban

c.       Fase primordia (≥40 HST)
-          Tanaman yang terserang berat dilakukan sanitasi/ eradikasi selektif dan yang puso dieradikasi selektif dan yang puso dieradikasi total.
-          Penggunaan insektisida apabila populasi ≥ 20 ekor/ rumpun pada tanaman berumur ≥ 40 HST.
-          Kerapkali aplikasi insektisida menjadi tidak efektif dan tidak efisien karena populasi sudah terlampau tinggi, kesalahan memilih insektisida dan teknik aplikasi untuk itu penggunaan insektisida dan teknik aplikasinya harus memenuhi 6 tepat diatas.

d.      Pengembangan Musuh alami
-          Banyak sekali musih alami yang diketahui efektif untuk untuk menekan perkembangan populasi WBC antara lain laba-laba, kumbang coccinelid, Ophionea dan Paederus, kepik Cyrthorhinus, predator yang hidup di air parasitoid telur seperti anagrus, oligosita dan Gonatocerus,parasitoid nimfa dan dewasa antara lain Elenchus dan Pseudoogonatopus serta Cendawan/ jamur pathogen serangga antara lain Beauveria bassiana, Hirsutela dan Metharizium.
-          Jika populasi WBC mulai banyak, tambahkan bahan organic/ kompos untuk merangsang perkembangan musuh alami sehingga ekosistem menjadi seimbang.
-          Jangan menyemprot insektisida jika tidak perlu karena akan memusnahkan musuh alami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar